TEKNIK RADIO DAN TELEVISI
RANGKUMAN
MATERI

PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2015
----
BAB PEMANCAR DAN PENERIMA
RADIO AM
PEMBAHASAN
- PEMANCAR AM
BLOCK DIAGRAM PEMANCAR AM SIARAN

Fungsi
tiap-tiap bagian radio pemancar AM :
1.
Osilator
Untuk
membangkitkan listrik frekuensi tinggi.
2.
Buffer
Mengubah
listrik yang dibangkitkan oscillator menjadi konstan.
3.
Modulator AM
Untuk
mengirimkan sinyal informasi dengan digabung(modulasi) dengan sinyal pembawa.
4.
Penguat RF
Sebagai
penguat RF. Sumber Audio,pada umumnya berisi loudspeaker.
5.
Penguat AF
Sebagai
penguat awal/ penguat sinyal suara.
Contoh rangkaian pemancar am

- PENERIMA AM
1.
Blok Diagram Penerima AM

Fungsi Masing-masing Blok
a. Antena :
sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar.
b. Penguat RF :
berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/ Frekuensi tinggi) yang
berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah diperkuat,
geteran RF dicatukan ke mixer.
c. Mixer
(pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi
Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate
Frequency).
d. Penguat IF :
digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke
blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF
dengan Osilator Lokal.
e. Detektor :digunakan
untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi. Degan cara ini, unit
detektor memisahkan antara
getaran/sinyal pembawa RF dengan getaran informasi ( Audio Frequency/AF).
d. Penguat AF :
digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal
audio dan kemudian diteruskan penguat AF
ke suatu pengeras suara.
e. Speaker
(pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik
berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
2.
Rangkaian penerima radio am

a.
Rangkaian penala
Sinyal radio masuk melaluiantena dan masuk
ke blokmixer+oscilator.Oscilatorberfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455
kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena.
b.
Rangkaian Penguat IF
c.
Rangkaian detector
Rangkaian detektor, digambarkandengan detektor
dioda. Gulungan primer transformator IF (T3) menerima sinyal IF termodulir dari
penguat IF terakhir.
d.
Rangkaian amplifier
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini
terdiri atas empat buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi
memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor.
BAB Blok Diagram Pemancar
dan Penerima Radio FM
PEMBAHASAN
A.
Blok
Diagram Pemancar Radio FM.

Gambar
1. Blok Diagram Pemancar FM Sederhana
B.
Fungsi
dari bagian-bagian Pemancar Radio FM.
1. Encoder
Bagian ini merupakan
tahap awal masukan yang berasal dari audio-prosessor dan hanya ada pada sistem
pemancar FM stereo.
2. Modulator
FM/PM
Modulator FM (Frequency
Modulation) atau dapat juga berupa modulator PM (Phase Modulation). Prinsip
dasarnya adalah sebuah modulator reaktansi. Pada FM, sinyal audio level daya
rendah mengguncang reaktansi kapasitif dari varaktor deoda untuk menghasilkan deviasi
frekuensi osilator.
3. Osilator
Membangkitkan getaran
frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi lingkar tala dari generator tala yang
pada umumnya menggunakan resonator paralel berupa LC jajar.
4. Buffer
(Penyangga)
Penyangga (buffer)
berfungsi menguatkan arus sinyal keluaran dari osilator.
5. Driver
(Kemudi)
Rangkaian driver
berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal FM dari penyangga
sebelum menuju ke bagian penguat akhir.
6. Final
Amplifier (Penguat Akhir)
Bagian penguat akhir
merupakan unit rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi, untuk itu sering dan
hampir selalu digunakan penguat daya RF tertala kelas C karena menawarkan
efisiensi daya hingga “100%”. Bagian akhir dari penguat akhir mutlak dipasang
filter untuk menekan harmonisa frekuensi.
7. Antenna
Mengubah getaran
listrik frekuensi tinggi menjadi gelombang elektromagnetik dan meradiasikannya
ke ruang bebas. Jenis antena sangat berpengaruh pada pola radiasi pancaran
gelombang elektromagnetik.
8. Catu
Daya
Catu daya harus mempu
mensuplay kebutuhan daya listrik mulai dari tingkat modulator – osilator sampai
tingkat penguat akhir daya RF. Pemasangan shelding pada blok pen-catu daya
merupakan hal penting untuk sistem pemancar FM, selain itu pemakaian filter
galvanis sangat dianjurkan untuk menekan sinyal gangguan pada rangkaian
jala-jala dan sebaliknya.
C.
Blok
Diagram Penerima Radio FM.
Di dalam radio penerima, pesan asli
yang dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga
diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM.
Berikut ini gambar Blok diagram radio penerima FM :

Gambar
2. Blok diagram radio penerima FM
D.
Fungsi
dari bagian-bagian Pemancar Radio FM.
1. Antenna
Penerima
Antena dapat bersifat
omnidirectional (ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat terarah untuk
komunikasi titik ke titik.
2. Osilator
Lokal.
Osilator lokal dalam
penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO yang berbeda dengan frekuensi
sinyal datang fRF sebesar frekuensi intermediate (antara) fIF.
3. Mixer.
Merupakan pencampur,
alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF ke frekuensi
intermediate fIF.
4. Penguat
Tala IF.
Berfungsi menaikkan sinyal ke tingkat yang cocok untuk
dideteksi dan menyediakan sebagian besar pemilahan frekuensi yang diperlukan
untuk “melewatkan” sinyal yang diperlukan dan menyaring keluar (filter)
5. Pembatas
Penguat Tala IF.
Berfungsi membatasi
sinyal keluaran dari penguat tala IF.
6. Detektor
AGC.
Automatic Gain Control.
Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo sinyal dari penguat IF
untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya mengendalikan gain dari
Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.
7. Diskriminator
Pada dasarnya merupakan detektor FM yang berfungsi
memulihkan sinyal pesan asli dari masukan IF termodulasi.
8. AFC.
Automatic Frequency
Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan sebuah
sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah
yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima.
9. De-Emphasis
Pada Blok Diagram radio
FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat penerapan
pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf
10. Volume
dan Penguat Radio
Bertugas menaikkan
tingkat daya sinyal audio keluaran detektor
11. Pengeras
Suara (Loud Speaker)
Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk
aslinya yaitu gelombang suara.
BAB Radio Penerima Strught dan Radio Penerima Super
Heterodine
Pembahasan
RADIO
PENERIMA
Radio
penerima adalah merupakan salah satu pesawat elektronika yang bekerja mengubah
sinyal modulasi atau gelombang radio menjadi sinyal audio yang dapat didengar
oleh manusia.
Berdasarkan system penerimaanya dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Berdasarkan system penerimaanya dibedakan menjadi dua macam yaitu:
A. Penerima
radio Straight (langsung).
B. Penerima
radio Superheterodyne.
Sedangkan
berdasarkan sinyal modulasinya dibedakan menjadi:
A. Penerima
gelombang AM.
B. Penerima
gelombang FM.
A. Radio
Penerima Straight (Langsung).
Radio penerima straight atau sering disebut radio
kristal adalah sebuah penerima pesawat radio yang rangkaiannya sangat
sederhana, yaitu cara penerimaan secara langsung, artinya pesawat radio ini
tidak dilengkapi dengan penguat seperti yang ada pada radio superheterodyne,
radio jenis ini tidak ditemukan dipasaran karena merupakan radio eksperimen
saja, akan tetapi merupakan cikal bakal dari radio sebelum ditemukannya radio
superheterodyne.
Keterangan blok diagram gambar radio penerima straight di atas adalah :
1.
Bagian Antena
Berfungsi
untuk menangkap gelombang radio yang berasal dari pemancar,pada antenna
terinduksi berbagai sinyal radio dengan frekuensi yang berbeda-beda sesuai
dengan frekuensi yang dipancarkan oleh pemancar.
2. Bagian Tuning/Pemilih
Bagian
tuning sering disebut juga bagian tuner atau penala. Komponen utamanya adalah
lilitan email(kawat tembaga) dan kondensator (L.C). Berfungsi untuk memilih
salah satu gelombang radio yang diterima oleh antenna. Memilih salah satu dari
sekian banyak gelombang radio (RF = radio frekuensi) yang telah diterima oleh
antena melalui teknik resonansi (resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya
suatu benda akibat adanya benda lain yang bergetar).
3. Bagian Detektor
Komponen
utama pada bagian detector adalah diode. Berfungsi untuk memisahkan antara
frekuensi suara (AF) dengan gelombang pembawanya yaitu frekuensi radio (RF).
4. Bagian Penguat AF (Audio Frekuensi)
Komponen
utama pada bagian penguat AF adalah transistor atau IC. Fungsi bagian penguat
AF pada penerima radio adalah untuk menguatkan sinyal informasi yang telah
dipisahkan oleh bagian detector.
5. Bagian alat suara
Fungsi
bagian alat suara pada penerima radio adalah untuk mengubah sinyal informasi
(AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
6. Bagian Sumber Arus
Fungsi
bagian sumber arus pada penerima radio adalah untuk memberi tenaga agar radio
dapat bekerja.
7.
Loudspeaker
Berfungsi untuk merubah frekuensi suara menjadi suara yang dapat didengar telinga manusia.
Berfungsi untuk merubah frekuensi suara menjadi suara yang dapat didengar telinga manusia.
B. Radio Penerima Superheterodyne
Yaitu
Rangkaian Radio Penerima yang sudah agak lengkap yang terdiri dari beberapa
bagian. Radio ini juga berfungsi untuk meningkatkan selektivitas. Ada 2 macam
sistem penerima radio heterodyne yaitu :
a.
Single Conversation.
b.
Multi Conversation.
Keterangan untuk gambar sama, hanya ada beberapa perbedaan antara gambar
blok diagram radio superheterodyne dengan radio straight adalah adanya :
1. Bagian Oscilator
Komponen utama bagian oscilator adalah lilitan kawat email
dan kondensator. Fungsi bagian Oscilator pada penerima radio adalah untuk
mebangkitkan frekuensi tinggi (RF = Radio Frekuensi).
2. Bagian Mixer
Komponen utamanya adalah transitor. Fungsi bagian mixer pada
penerima radio adalah untuk mencampur frekuensi dari antena (fa) dengan
frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator (fo).
3. Bagian Penguat Frekuensi Menengah (IF = Intermediate
Frekuensi)
Bagian penguat IF sering disebut juga penguat MF (medium frekuensi), komponen utamanya adalah transistor dan transformator. Sedangkan fungsi bagian penguat IF adalah untuk menguatkan frekuensi menengah sebesar 455 KHz.
Bagian penguat IF sering disebut juga penguat MF (medium frekuensi), komponen utamanya adalah transistor dan transformator. Sedangkan fungsi bagian penguat IF adalah untuk menguatkan frekuensi menengah sebesar 455 KHz.
BAB Prinsip penalaan gelombang
radio, Proses pembentukan frekuensi IF, prinsip kerja Detektor dan prinsip
kerja AGC.
PEMBAHASAN
Prinsip Kerja
Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne Prinsip kerja tuning
(penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier
dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz
lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Pada sistem kerja radio penerima
FM super heterodyne mengunkan rumus tuning sebagai berikut. Dimana : fc =
Frekuensi RF yang diterima fosc = Frkeunsi oscilator lokal fif = Frekuensi IF
Dengan demikian, frekuensi osilator lokal pada radio penerima FM
superheterodyne dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz, sehingga dari
Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.
Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. Proses modulasi frekuensi digambarkan sebagai berikut: Proses Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM) Besar perubahan frekuensi (deviasi), δ atau fd, dari sinyal pembawa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dituliskan sebagai berikut: dimana, eFM = Nilai sesaat sinyal FM Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa ωm = 2π fm dengan fm atau fs adalah frekuensi sinyal pemodulasi mf = indeks modulasi frekuensi Pada modulasi frekuensi kita mengenal istilah indeks modulasi (mf). Indeks modulasi ini didefinisikan sebagai berikut: Spektrum Sinyal FM Lebar bandwidth sinyal FM adalah tak berhingga. Namun pada praktek biasanya hanya diambil bandwith dari jumlah sideband yang signifikan.Jumlah sideband signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya seperti dalam fungsi tabel besel berikut. Tabel Fungsi Besel Untuk Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM) Ji : nilai amplituda komponen frekuensi sideband ke i (i≠0) Jo : nilai amplituda komponen frekuensi sinyal pembawa (bukan sideband) β = mf : indeks modulasi Lebar bandwidth pada modulasi FM dapat ditentukan menggunakan teorema carson sebagai berikut : dimana, fd = frekuensi deviasi fm = frekuensi maksimum sinyal pemodulasi Karakter dari transmisi modulasi frekuensi (Frequency Modulation, FM) adalah : Tidak dapat dipantulkannya gelombang elektromagnetic dari modulasi frekuensi sehingga jarak pancaran adalah line of sight dan terbatas pada daya pancar. Ketahanan modulasi terhadap noise pada transmisi modulasi frekuensi, sehingga kualitas sinyal informasi yang diterima jernih seperti aslinya.
Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM ) adalah proses menumpangkan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. Proses modulasi frekuensi digambarkan sebagai berikut: Proses Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM) Besar perubahan frekuensi (deviasi), δ atau fd, dari sinyal pembawa sebanding dengan amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM dapat dituliskan sebagai berikut: dimana, eFM = Nilai sesaat sinyal FM Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa ωm = 2π fm dengan fm atau fs adalah frekuensi sinyal pemodulasi mf = indeks modulasi frekuensi Pada modulasi frekuensi kita mengenal istilah indeks modulasi (mf). Indeks modulasi ini didefinisikan sebagai berikut: Spektrum Sinyal FM Lebar bandwidth sinyal FM adalah tak berhingga. Namun pada praktek biasanya hanya diambil bandwith dari jumlah sideband yang signifikan.Jumlah sideband signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya seperti dalam fungsi tabel besel berikut. Tabel Fungsi Besel Untuk Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM) Ji : nilai amplituda komponen frekuensi sideband ke i (i≠0) Jo : nilai amplituda komponen frekuensi sinyal pembawa (bukan sideband) β = mf : indeks modulasi Lebar bandwidth pada modulasi FM dapat ditentukan menggunakan teorema carson sebagai berikut : dimana, fd = frekuensi deviasi fm = frekuensi maksimum sinyal pemodulasi Karakter dari transmisi modulasi frekuensi (Frequency Modulation, FM) adalah : Tidak dapat dipantulkannya gelombang elektromagnetic dari modulasi frekuensi sehingga jarak pancaran adalah line of sight dan terbatas pada daya pancar. Ketahanan modulasi terhadap noise pada transmisi modulasi frekuensi, sehingga kualitas sinyal informasi yang diterima jernih seperti aslinya.
BAB
Radio Penerima FM
PEMBAHASAN
1.1.Sistem Penerima
Pesawat penerima
radio mempunyai fungsi
sebagai berikut: pertama memisahkan sinyal
radio yang dikehendaki
dari semua sinyal
radio lain yang diterima
oleh antena, dan
menolaknya sinyal yang
tidak dikehendaki tersebut, sinyal yang
dipisahkan tersebut lalu
dikuatkan sampai pada
tingkatan tertentu yang dapat
digunakan, dan akhirnya
memisahkan sinyal suara
dipisahkan dari pembawa (carier)
radio untuk didapatkan
kembali sinyal informasi
dan selanjutnya sinyal audio tersebut dikuatkan dan diumpankan ke speaker.
1.2.Bagian –
bagian radio penerima fm

1. Eksternal, antena FM teleskopik:
Yang di sebelah radio ini menjangkau sekitar 30 cm (1 kaki), yang cukup banyak
lama untuk menangkap jangkauan yang baik siaran FM.
2. Tempat
Baterai: Radio inidisuplai daribaterai atau
langsung stop kontak .
3.
Loudspeaker: Hanya ada satu
loudspeaker, sehingga radio ini dapat memproduksi suara hanya mono.
4.
Input power AC: Sebuah kabel
dihubungkan ke soket ini sehingga Anda dapat menjalankan radio dengan ekonomis
dari stop kontal rumah anda.
5.
Transformer: komponen
elektronik radio beroperasi pada tegangan yang sangat kecil (kurang dari 6
volt), tapi tegangan yang datang dari stopkontak AC biasanya 220 volt. Fungsi
transformator adalah untuk menurunkan tegangan AC sehingga aman dan sesuai
untuk komponen radio yang butuh daya kecil.
6.
Internal AM antena: Ketika Anda
mendengarkan AM (juga dikenal sebagai MW atau gelombang menengah) siaran,
antena FM eksternal berlebihan.
7.
Transformer: Serangkaian
transformator lebih kecil membantu radio memusatkan pada hanya stasiun yang
Anda inginkan dengan menghalangi stasiun terdekat yang lain.
8.
Amplifier: chip kecil ini
meningkatkan kekuatan sinyal sehingga cukup kuat untuk mendorong loudspeaker.
Amplifier ini didasarkan pada transistor , komponen elektronik yang mengambil
arus kecil dan mengeluarkan jauh bersakal lebih besar.
9.
Soket earphone: Anda dapat
menancapkan mono earphone kecil di sini untuk mendengarkan radio.
10.
Volume control: Memutar tombol
volume menyesuaikan komponen elektronik yang disebut sebagai resistor variable.
11.
Tuning kontrol: Ini adalah
kapasitor variabel yang menyetel radio di stasiun tertentu.
1.3.Blok Diagram Radio Penerima Langsung
Merupakan generasi awal
dari penerima radio
pada penerima ini
tidak terjadi konversi frekwensi
dan sangat sederhana
sehingga masih banyak kelemahannya, secara blok ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.

Gambar Blok Penerima Radio Langsung (Straight)

2.3 Blok Penerima FM Mono

2.4 Blok Penerima FM Stereo

Secara gambar
rangkaian blok ,
penerima FM hampir
sama dengan penerima AM ,
perbedaan berada pada frekuensi yang diterima yaitu antara 88 Mhz - 108 Mhz dan
frekuensi antara sebesar 10,7 Mhz serta cara demodulasinya serta bagian
low pass filter
pada penerima mono
dan pada mode
stereo dilengkapi dengan stereo decoder dan 2 power amplifier untuk
sistem penerima FM stereo.
Gambar
|
Keterangan
|
![]() |
Penala
memilih sinyal yang
diinginkan dengan cara membuat suatu
rangkaian resonator yang
frekwensi resonansinya dapat dirubah rubah (geser)
|
![]() |
Osilator lokal
membangkitkan gelombang listrik dengan frekwensi tertentu
, pembangkitan ini
ada beberapa jenis,mulai dari
osilator LC dikenal
dengan osilator hartley,
colpit, meissner dan lain lain
|
![]() |
Pencampur,
mencampur sinyal yang
diterima ( dari penala
) setelah dikuatkan
terlebih dahulu pada
RF amplifier dengan sinyal dari osilator output dari mixer ini
mempunyai keluaran yang
komplek karena terdiri
dari banyak frekwensi ,
|
![]() |
Penguat
frekuensi antara (
IF ) menguatkan
sinyal dengan frekuensi antara
( IF )
frekwensi antara ini dikuatkan sampai
beberapa kali dan
tingkatan , hal
ini diharapkan untuk mendapatkan performa
yang baik, kualitas penguat IF
ini akan mempengaruhi selektifitas dari penerima radio , pada penerima AM
dibatasi daerah kerja (band width)
sekitar 10 KHz,
bahkan untuk penerima SSB
kurang dari 5 KHz namun untuk FM lebih lebar
|
![]() |
Demodulator
atau detektor berfungsi
mengembalikan sinyal informasi yang termodulasi FM pada frekwensi IF ,
metode demodulasi ini ada beberapa cara , secara rinci dapat dilihat pada
bahan ajar berikutnya.
|
![]() |
Penguat
frekuensi rendah menguatkan
sinyal frekuensi rendah dari
demodulator sehingga mampu menggerakkan Loud speaker
|
![]() |
Loud
spekaker mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal suara
|
![]() |
Stereo
decoder berfungsi untuk
mengkodekan atau mendapatkan kembali
sinyal L dan
sinyal R yang
pada saat pengiriman sinyal
tersebut dikodekan .
|
![]() |
Pelalu frekwensi rendah, suatu blok bagian
yang terdapat pada penerima FM
mono yang berfungsi
untuk membatasi daerah laluan LPF ini mempunyai frekwensi guling atas
sekitar 19 KHz,
ini dimungkinkan agar penerima mono dapat kompatibel jika
menerima siaran stereo dan hanya menerima sinyal L + R.
|
Bagian – bagian Radio secara Umum
a. Bagian Detektor
Bagian ini merupakan daerah yang mendeteksi
adanya sinyal yang masuk. Komponen yang paling berperan pada bagian ini adalah MF(Middle
Frekuensi). Semua sinyal yang masuk haruslah melalui MF yang selanjutnya
diteruskan ke bagian IF (Intermediate Frekuensi) III.

Gambar
Rangkaian Detektor
b. Mixer
Mixer juga merupakan suatu bentuk rangkaian yang ada dalam
pesawat penerima radio. Tugas utama bagian ini adalah sebagai penguat dari
getaran frekuensi antena.

c.
Amplifier
Rangkain amplifier
bukan hanya terdapat pada pesawat tape recorderatau peasawat televise saja,
melainkan pada pesawat penerima radio pun jugaterdapat rangkaian ini. Tujuan
dari rangkaian penguat ini adalah untuk memperkuat hasil sinya; frekuensi
rendah (audio) agar bisa didengar dan dinikmati suaranya melalui speaker. Di
bawah ini merupakan gambar rangkaian amplifier.

Rangkaian Amplifier
BAB
DASAR PEMANCAR DAN PENERIMA TELEVISI
HITAM PUTIH
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Kerja Televisi secara umum
Selain
gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama
sinyal gambar.Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio
tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi
frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang
sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem
pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya.
B.
Televisi Hitam Putih
1. Proses dan Prinsip Kerja
TV Hitam Putih (Monochrome)
·
Isyarat listrik yg mewakili gambar disebut isyarat video,
sedangkan isyarat audio mewakili suara.
·
Isyarat video dari kamera monochrome dinyatakan dengan gelap
& terang dengan tingkat kegelapan yang berbeda-beda (grey-level).
·
Isyarat video yg menyatakan gelap-terang ini disebut isyarat
luminansi (Y)
·
Isyarat video dilengkapi dengan isyarat pemadaman
(blanking) dan sinkronisasi yg menghasilkan isyarat video komposit (Ycomp)
·
Isyarat video komposit memodulasi AM terhadap isyarat pembawa
gambar (fp)
·
Isyarat audio memodulasi FM terhadap isyarat pembawa suara
(fa)
3.1.2. Spektrum Dasar Sinyal TV monochrome
3.1.2. Spektrum Dasar Sinyal TV monochrome
2. Pembacaan Dan Penyajian
Gambar
Di pemancar, kamera membaca gambar obyek titik demi
titik dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.
·
Di penerima, tabung gambar menyajikan gambar titik demi titik
dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah sesuai urutan di pemancar.
·
Tanggapan mata manusia terlambat 1/18 detik bagi
”menghilangnya” suatu gambar. Jika gambar ditampilkan > 18 kali/detik secara
terputus-putus, akan terkesan gambar tsb tertayang secara kontinyu
·
Di Eropa, Indonesia 25 frame/detik, di Amerika 30
frame/detik.
·
Menembakkan berkas elektron secara beruntun ke layar kamera
(di pemancar) atau ke tabung gambar (di penerima) ke arah titik obyek yang
dituju (di pemancar) atau ke titik tempat akan ditampilkannya gambar di layar
tv (di penerima).
·
Di Indonesia, Eropa layar terbagi 625 garis, di Amerika 525
garis.
3. Interlaced Scanning
Proses menembak-nembakkan elektron di kamera maupun di
tabung TV ke titik-titik sesuai pola garis-garis sehingga menyapu seluruh
permukaan kamera/layar disebut pemayaran (Scanning)
IV. PESAWAT PENERIMA TELEVISI
BLOK FUNGSIONAL UNTUK SINYAL
Penerima pada dasarnya adalah sebuah rangkaian
superheterodin. Sebuah tingkat osilator local dalam penyetala RF atau, bagian
depan (front end), melakukan pelayangan dengan sinyal RF hingga turun ke
frekuensi tengah untuk penguat IF. Kemudian semua RF pada stasiun-stasiun yang
berbeda diubah menjadi nilai-nilai IF yang sama dari penerima. Nilai-nilai IF
standar pada penerima-penerima televisi adalah :
45,75 MHz untuk sinyal pembawa gambar
41,25 MHz untuk sinyal pembawa suara
Kebanyakan penguat sinyal dalam penerima dilakukan oleh
bagian-bagian penguat IF. Sinyal-sinyal video mula-mula muncul pada keluaran
detector video. Detektor tersebut memiliki masukan sinyal IF termodulasi dan
keluaran sinyal bidang frekuensi dasar.
BLOK FUNGSIONAL UNTUK PENYELARASAN DAN DEFLEKSI
BLOK FUNGSIONAL UNTUK PENYELARASAN DAN DEFLEKSI
Kita dapat meninjau osilator defleksi vertikal atau
defleksi horizontal sebagai titik awal untuk defleksi. Masing-masing adalah
sebuah rangakaian osilator “free-running” yang menghasilkan keluaran dengan
atau tanpa sinyal masukan. Akan tetapi, masukan penyelarasan digunakan untuk
mengontrol frekuensi osilator. Keluaran osilator semua penguat daya, yang
bekerja sebagai sebuah generator penyamar untuk menghasilkan sejumlah arus
pemayaran gigi gergaji yang diperlukan didalam kumparan ganda defleksi.
PENGONTROLAN PENGUATAN SECARA OTOMATIS (AGC-AUTOMATIC
GAIN CONTROL)
Rangkaian AGC merupakan suatu sistem lup tertutup, yang
berarti memiliki umpan-balik. Rincian lanjut dari sistem ini diperhatikan pada
diagram blok pada gambar di bawah ini.AGC memberikan suatu level sinyal video
yang tetap pada keluaran detektor video, sekalipun antena menghasilkan level
sinyal RF bervariasi secara lebar.
BAGIAN FREKUENSI RADIO (RF)
Penetala RF, atau bagian depan (front-end), adalah
bagian pengubah frekuensi dari penerima superheterodin. Penyetala ini menerima
sinyal-sinyal antena pada semua frekuensi saluran. Sinyal-sinyal ini dikonveksi
(diubah) kedalam suatu bidang frekuensi tunggal (singelband) dalam pass band IF
untuk penguat IF yang disetalakan pada harga yang tetap. Keluaran dari
penyetala RF merupakan awal dari bagian IF.
BAGIAN PENGUAT TENGAH (IF)
BAGIAN PENGUAT TENGAH (IF)
Bagian IF hanya menerima frekuensi menengah (IF) dalam
keluaran tingkat pencampuran sebab rangkaian-rangkaian ini disetalakan untuk
sinyal IF.
DETEKTOR VIDEO
Sinyal dari penguat IF akhir menggerakkan detektor
video. Detektor ini
secara khas adalah sebuah penyearah dioda frekuensi tinggi dengan sebuah filter
dalam rangkaian keluarannya yang memintas komponen kerut IF.
BAGIAN PENGUAT VIDEO
Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan
ayunan tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan tabung gambar dari cut-off,
untuk pengosongan, ke tegangan katoda-kisi yang praktis nol, untuk putih
puncak.
KOMPONEN SEARAH (DC) DARI SINYAL VIDEO
Komponen searah (DC) dari sinyal video menunjukkan
terang relatif dalam gambar terhadap tingkat pengosongan. Pada keluaran
detektor video, komponen searah dari sinyal video akan tetap utuh saat
dipancarkan. Guna mempertahankan komponen searah, penguat video sering
digandengkan-langsung dari keluaran detektor video kekatoda tabung gambar.
BAGIAN IF SUARA 4 MHZ
Suara yang berhubungan dipancarkan sebagai suatu sinyal
FM dalam saluran penyiaran televisi dengan frekuensi tengah 4,5 MHz diatas
frekuensi pembawa gambar. Penyimpanan frekuensi maksimum adalah 25 kHz diatas
dan dibawah frekuensi pembawa suara ”Transmisi Televisi”, FM digunakan untuk
sinyal suara karena dia bebas dari derau dan interverensi.
CRT ( Cathoda Ray Tube)
Tabung gambar adalah sebuah tabung sinar katoda (CRT)
berisi senapan elektron, yang menghasilkan berkas elektron, yang memancarkan
cahaya. Tabung – tabung gambar monokrom mempunyai satu senapan elektron untuk
layar fosfor putih. Tabung – tabung gambar menggunakan focusing coil.
BAB Prinsip kerja serta
proses terbentuknya sinyal warna
PEMBAHASAN
A. SINYAL VIDEO ANALOG
Pada
awal pertelevisian, kita hanya mengenal sinyal gambar saja (Luminance) yaitu
sinyal dengan informasi gelap terang karena hanya ada televisi hitam putih.
Dengan perkembangan teknologi, dapat dibuat sistem televisi warna yang harus
kompatibel dengan sistem hitam putih pendahulunya. Sistem warna dibuat dengan
beberapa standar, seperti PAL yang digunakan di negara-negara Eropa dan
Indonesia, NTSC yang digunakan di Amerika Serikat dan Jepang, dan SECAM yang
digunakan di Perancis dan Russia. Untuk selanjutnya, kita hanya bicarakan
sistem warna PAL yang dipergunakan di Indonesia.
a.
Sinyal Video RGB
Sistem
warna pada televisi warna didasari dari tiga warna dasar yaitu merah, hijau dan
biru (Red, Green, Blue = RGB), sedang warna-warna lainnya adalah campuran dari
ketiga warna dasar tersebut. Kamera video menagkap citra (image) dari obyek
dalam warna merah, hijau dan biru. Sedangkan tabung gambar menghsilkan citra
(image) dengan menembakkan elektron ke permukaan tabung dengan warna dasar
merah, hijau dan biru. Tabung gambar (CRT = Cathode Ray Tube) memerlukan tiga
sinyal dan sinyal sync untuk menghasilkan image warna tersebut. Sinyal tersebut
disebut sinyal RGB dengan sync pada hijau atau terpisah (HD atau composite).
Masing-masing sinyal RGB memberikan informasi image dari obyek yang sama,
sehingga masing-masing membutuhkan lebar jalur (bandwidth) yang sama lebar
yaitu sekitar 5 MHz.

Sinyal RGB pada Color Bar
b.
Sinyal Video Komponen (Component VIDEO)
Dengan
menggunakan rangkaian matrix, maka sinyal RGB dapat diubah menjadi sinyal
komponen. Sinyal komponen adalah sinyal yang terdiri dari satu sinyal gambar
(lumiance) seperti pada sistem televisi hitam putih, dan dua sinyal informasi
warna U (B-Y) dan V (R-Y) dengan komposisi sbb:


Sinyal Video Komponen pada Color Bar
c.
SINYAL VIDEO KOMPOSIT (COMPOSITE
VIDEO)
Untuk
dapat mempertahankan kompatibilitas, maka diperlukan sinyal yang dapat
mengandung informasi warna selain gambar dalam satu jalur.
Sinyal komposit didapat dari proses encoding dari sinyal komponen. Sinyal gambar (Y = Luminance) didapat langsung dari keluaran proses matriks. Sinyal warna ( C = Chrominance = Chroma) didapat dari penjumlahan modulasi DSB supressed carrier sinyal-sinyal informasi warna U dan V dengan frekuensi pembawa (fcarrier) dengan beda fasa 1800 .
Sinyal komposit didapat dari proses encoding dari sinyal komponen. Sinyal gambar (Y = Luminance) didapat langsung dari keluaran proses matriks. Sinyal warna ( C = Chrominance = Chroma) didapat dari penjumlahan modulasi DSB supressed carrier sinyal-sinyal informasi warna U dan V dengan frekuensi pembawa (fcarrier) dengan beda fasa 1800 .

Sinyal Komposit pada Color Bar
d.
SINYAL S-VIDEO (Y/C)
Untuk
mengatasi efek cross-color yang terjadi sewaktu pemisahan sinyal warana dari
sinyal gambar, maka dewasa ini mulai dipopulrekan sinyal S-Video. Sinyal ini
adalah sinyal yang terdiri dari dua jalur, yaitu jalur untuk gambar (Y
=Luminance) termasuk sync dan satu lagi jalur untuk warna (C = Chrominance).
Sinyal ini memang lebih baik dari sinyal komposit, tetapi sinyal warna pada
sinyal ini juga telah mengalami transformasi yang mungkin tidak linear dalam
proses modulasi yang mengakibatkan kurang baik jika dibandingkan dengan sinyal
video komponen yang masih mewakili sinyal asli RGB.

Sinyal S-Video pada Color Bar
B.
SINYAL VIDEO DIGITAL
Sinyal
analog mempunyai beberapa kelemahan yang sulit diatasi yaitu mengenai masalah
noise dalam proses sinyal dan transmisi. Dengan perkembangan teknologi digital
yang dapat mengatasi masalah noise, maka sinyal video digital juga
dikembangkan. Dengan besarnya bandwidth dari sinyal video, maka jika
ditransformasikan menjadi sinyal digital dengan kualitas yang baik,
menghasilkan sinyal dengan kecepatan bit (bit rate) yang sangat tinggi, dan
jika disimpan, memerlukan media yang sangat besar.
a.
SERIAL DIGITAL INTERFACE (SDI)
Serial
Digital Interface adalah merupakan sinyal digital yang mengikuti standar SMPTE
dan CCIR-601. Serial digital interface diperkenalkan ketika diluncurkan VTR
dengan format D1 dan D2 yang diikuti oleh Digital Betacam. D1 merupakan sinyal
digital yang pada dasarnya adalah mendigitalkan sinyal video komponen (Y/R-Y/B-Y)
dengan frekuensi samplng 4xfsc untuk Y, 2xfsc untuk R-Y dan B-Y (dikenal
sebagai 4:2:2), sedang D2 pada dasarnya adalah mendigitalkan sinyal video
komposit (termasuk sync dan burst). Sedang untuk membedakan sinyal PAL dan
NTSC, digunakan istilah 625 dan 525, yang diambil dari jumlah baris scanning
pada PAL yaitu 625 dan NTSC yaitu 525
b.
IEEE 1394 (iLink / Firewire)
iLink/Firewire
dibuat dengan dasar memenuhi kebutuhan perkabelan yang sederhana, yaitu kabel
yang dapat mentransmisikan sinyal video dan audio digital dan kontrol sekaligus
(AVC). Transmisi ini umum dikenal baik di kalangan audio-visual, maupun di
kalangan IT yang sudah menyatu. Di dalam transmisi digital iLink/Firewire ini,
sinyal video telah terkompressi dengan algoritma DV (Digital Video), atau HDV.
BAB TABUNG GAMBAR
TELEVISI HITAM PUTIH dan TELEVISI WARNA
PEMBAHASAN
2.2
Pengertian dasar tabung gambar

Gambar1. CRT
sebuah tabung sinar katoda (CRT) berisi senapan
elektron, yang menghasilkan berkas elektron, yang memancarkan cahaya.
2.3
Prinsip kerja tabung gambar
televisi hitam putih.
Filamen mendapatkan tegangan dari
FBT, maka filamen akan menyala dan menjadi panas, kemudian memanaskan katoda, sehingga pada
Katoda muncul elektron-elektron anoda
di permukaan dalamlayar, diberikan tegangan tinggi dari FBT, maka elektron akan
meloncat kepermukaan dalam layar,yang berlapiskan phospor,yang akan menyala,
kalau terkena elektron, sehingga pada tengah layar akan tampil titik sinar
putih.Titik sinar tersebut bisa diatur keterangannya tergantung pada tegangan
pada G1, yang kalau negatif dengan nilai tertentu, maka elektron tidak bisa
lewat dan permukaan layar menjadi gelap.Nah di sinilah sinyal Video diberikan,
apakah saatpenelusuran dengan kamera atau sumber sinyal Video lainnya, saat itu
terang atau gelap atau diantaranya.

Gambar2. Tabung tv
hitam putih
Sehingga pada
televisi hitam putih gambar tidak dapat dilihat sesuai dengan warna aslinya.
Apapun yang terlihat dilayar kaca hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini
sangat berbeda dengan televisi warna, yakni warna gambar yang tampil di layar
akan terlihat menyerupai aslinya.
2.4
Prinsip kerja tabung televisi
berwarna
Televisi warna Gambar yang kita
lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Objek gambar
yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi tiga warna dasar, yaitu
merah (R= red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil pemisahan ini akan
dipancarkan oleh pemancar televisi. Pemancar TV warna memancarkan
sinyal-sinyal:
1.
Audio (suara)
2.
Luminansi (kecerahan
gambar)
3.
Krominansi(warna)
4.
Sinkronisasi (vertikal
/ horizontal)
5.
Burst

Gambar3. tabung tv
berwarna
Cara kerjanya adalah mula mula
katoda tabung dipanaskan oleh pin heater ( sekitar 6VAC) hingga elektron mudah
ditembakkan, elektron ini diarahkan oleh magnetik D-Y yoke ke arah permukaan
tabung yg dilapisi oleh fosfor (RGB: Red Green Blue) Elektron elektron ini akan
ditembakkan sesuai dengan input pada kaki kaki katoda Tabung gambar dalam hal
ini yang berhubungan langsung dengan bagian ini adalah IC Video Amp /
Transistor penguat akhir pada PCB CRT.Apabila lapisan katoda dipanasi ,maka
permukaan katoda akan dengan mudah melepaskan elektron elektronnya (atom yang
bermuatan negatif) dalam teori listrik yang bisa berpindah atau bergerak adalah
electron

Gambar4. Prinsip kerja
penembakan elektron warna
Bagian Electron Guns akan menembakkan
elektron sesuai inputan dan apabila Elektron ini bertabrakan dengan lapisan
fosfor yang berada dibagian depan CRT ( screen) Fosfor yg tertembak elektron
akan berpendar maka kita melihat warna di depan TV tabung. Elektron elektron
ini tentu saja tidak asal asalan ditembakkan begitu saja namun terlebih dahulu
didefleksikan oleh Deflection yoke.Itulah proses dasar pembentukan gambar pada
TV.Secara teori, CRT dan LCD memiliki perbedaan di mana CRT menggunakan
elektron yang ditembakkan ke layar sehingga mewarnai menjadi suatu gambar.LCD
memiliki cahaya di belakang yang konstan di mana intensitas kecerahan menjadi
berbeda karena adanya penutupan/penghalangan dari molekul untuk sinar yang
melewati panel.

Gambar5. Tampilan Warna Dasar CRT
(Cathode Ray tube)
Gambar6. Bagian-bagian
CRT tv berwarna.
Bagian-Bagian CRT (Cathode Ray
tube) Berwarna, antar lain :
1.
Senapan elektron
Senapan elektron adalah bagian
tabung sinar katode yang berfungsi untuk menghasilkan, mempercepat,
memfokuskan, dan membelokkan sorotan elektron.
Gambar7. Senapan elektron
2.
Berkas elektron
Sumber berkas elektron adalah
senapan elektron, yang menghasilkan suatu arus elektron melalui emisi-termion,
dan memusat menjadi seuah titik kecil.Senapan ditempatkan pada leher CRT atau bagaian
belakang CRT.

Gambar8. Berkas
elektron
3.
Kumparan pemfokus
4.
Kumparan defleksi
5.
Anoda
6.
Lapisan pemisah berkas untuk
merah, hijau dan biru bagian gambar yang diperagakan.
7.
Lapisan pospor dengan zona merah,
hijau dan biru.
8.
Lapisan pospor sisi bagian dalam
layar yang diperbesar.
DOWNLOAD FILE ASLI INI DISINI
Judul: TEKNIK RADIO DAN TELEVISI RANGKUMAN MATERI
Ditulis Oleh Handi
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih
Post a Comment