DOWNLOAD PDF Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Download buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat


Buku yang ditulis oleh Mark Manson dengan judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini pada saat ini sedang booming-boomingnya lho. Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini adalah buku pertama dari penulis yang juga seorang blogger yang berasalah New York yang bernama Mark Manson yang disadur atau diterjemahkan ke bahasa indonesia pada tahun 2018 ini setelah sebelumnya sempat sukses dengan versi bahasa Inggrisnya dengan judul The Subtle Art of Not Giving a Fck yang terbit pada tahun 2016. dan sekarang, versi bahasa Indonesia nya terbit pada tanggal 5 Februari 2018.


Jadi teman teman jangan pada heran lagi ya kalau di berbagai toko buku ternama menetapkan buku ini menjadi salah satu penghuni rak bestseller. Selama beberapa tahun belakangan Mark Manson yang menulis melalui blognya yang mengartikan Bodo amat disini bukan berarti acuh tak acuh namun lain halnya yaitu nyaman untuk menjadi sesuatu yang berbeda atau lain dari pada yang lain. 


Itulah mengapa adanya untuk dalam kondisi-kondisi tertentu kita diperbolehkan untuk bersikap bodoamat itu adalah sebuah kunci untuk menyelamatkan diri dan dunia yang fana ini dengan tidak perlu ambil pusing saat menghadapi sebuah permasalahan dalam hidup dan merasa buruk itu artinya kita sudah memutus lingkaran setan kematian juga menjadi sebuah alasan penting kenapa kita harus bersikap cuek dan bodoamat dalam beberapa case karena kita dan orang yang kita kenali akan meningal satu per satu suatu saat nanti. Oleh karena itu. Mark memulai untuk menulis BAB awal-awal pada buku ini dengan pentingnya punya nilai-nilai dalam menjalani kehidupan.


DOWNLOAD BUKU INI DISINI

Proposal Skripsi : ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LALITA KARYA AYU UTAMI : KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA



PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA 2021
SELENGKAPNYA MENGENAI PROPOSAL SKRIPSI INI BISA DIDOWNLOAD DISINI
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis yang di dalamnya mengandung estetika. Para peneliti atau pemerhati membaca suatu karya sastra, baik berupa novel, drama, puisi atau cerita pendek, dan sebagainya, pada hakikatnya mereka bertujuan menikmati, mengapresiasi, atau bahkan mengevaluasi karya-karya tersebut. Hal ini berarti mereka bergumul dengan para tokoh dan penokohan yang terdapat di dalam karya-karya tersebut. Para tokoh rekaan ini menampilkan berbagai watak dan perilaku yang terkait dengan kejiwaan dan pengalaman psikologis atau konflik-konflik sebagaiamna dialami oleh manusia di dalam kehidupan nyata. Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti : pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan ; kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan ; dan terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis (Endraswara, 2008:12) Sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam perannya terhadap kehidupan, karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup. Keduanya sama-sama berurusan dengan persoalan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Keduanya memanfaatkan landasan yang sama yaitu menjadikan pengalaman manusia sebagai bahan telaah. Oleh karena itu,pendekatan psikologi dianggap penting penggunaannya dalam penelitian sastra (Endraswara,2008:15). Novel Latita karya Ayu Utami ini menyajikan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata, dan juga mempunyai unsur-unsur intrinsik. Ayu Utami sebagai penulis novel Latita ini yang mampu menghipnotis pembaca untuk ikiut larut dalam kehidupan yang dialami Lalita, sehingga pembaca dapat mengimajinasi bagaimana konflik batin yang dialami Lalita. Akan lebih menarik lagi jika novel Latita karya Ayu Utami dianalisis melalui perkembangan psikologis tokoh utama dalam novel tersebut. Pendekatan psikologi sastra merupakan salah satu alat yang sangat tepat untuk digunakan dalam menganalisis tokoh utama yang ada dalam novel Lalita. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah struktur kepribadian psikologis tokoh utama dalam novel Lalita ? 2. Bagaimana unsur-unsur intrinsik dalam novel Lalita ? Tujuan Penelitian 1. Menentukan struktur kepribadian psikologis tokoh utama dalam novel Latita. 2. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Lalita. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis - Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sastra tentang Struktur kepribadian psikologis tokoh utama melalui kajian psikologi sastra. - Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca novel melalui kajian psikologi sastra. 2. Manfaaat Praktis - Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca baik dari kalangan mahasiswa. - Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya mengenai kajian psikologi sastra. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP Pengertian Novel Novel berasal dari bahasa Italia, Novella, yang berarti ‘sebuah kisah, sepotong berita’. Novel merupakan sebuah prosa naratif fiksional. Bentuknya panjang dan kompleks yang menggambarkan secara imajinatif pengalaman manusia. Pengalaman itu digambarkan dalam rangkaian peristiwa yang saling berhubungan dengan melibatkan sejumlah orang (karakter) di dalam setting (latar) yang spesifik. Sastra Sastra merupakan bagian dari seni kreatif. Sebagai seni kreatif, karya sastra menggunakan manusia dengan segala macam segi kehidupannya. Oleh karena itu, karya sastra bukan hanya sekedar media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, melainkan merupakan media untuk menampung ide, teori atau sistem berpikir manusia. Psikologi Kepribadian Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berperan penting untuk memahami tingkah laku dan kejiwaan individu terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Ahmadi (2009:3) psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Tokoh Utama Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2005:176) yang menyatakan tokoh utama merupakan tokoh yang ditampilkan secara terus menerus atau paling sering diceritakan dalam sebuah cerita. Unsur Intrinsik Novel Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh sebuah unsur yang disebut unsur intrinsik. Menurut pendapat (Nurgiyontoro, 2010:23). Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. 2. Landasan Teori Psikologi Sastra Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra (Endraswara, 2008: 16). Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Sesungguhnya belajar psikologi sastra amat indah, karena kita dapat memahami sisi kedalaman jiwa manusia, jelas amat luas dan amat dalam. Struktur Kepribadian Dalam teori psikoanalisis, kepribadian seseorang dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur yakni id, ego, dan superego. Ketiga unsur kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas. Diantaranya yaitu: - Id adalah Energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti misalnya kebutuhan: makan, seks menolak rasa sakit atau tidak nyaman. - Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. - Superego yang mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan ‘hati nurani’ yang mengenali nilai baik dan buruk (conscience). Unsur Intrinsik Novel Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya tema, peristiwa, cerita, plot, penokohan, sudut pandng penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro:2000:23). a. Tema : Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Pengarang dalam menulis sastra biasanya bercerita tetapi henndaknya mengatakan sesuatu kepada pembacanya (Nurgiyantoro:2000:67). b. Tokoh/Penokohan : Jalan cerita dalam novel dilakukan oleh tokoh cerita. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991:16). c. Latar : Menurut Sujiman (1990:48) latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. d. Alur : Alur atau plot merupakan kerangka dasar yang amat penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain. e. Amanat : Amanat adalah suatu ajakan moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat pada karya sastra secara implisit ataupun eksplisit. 3. Tinjauan Pustaka Pertama, dalam jurnal Okto Fransisco, novelnya yang berjudul “Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Momo Karya Michael Ende Analisis Psikologi Sastra”. skripsi tersebut mendeskripsikan : kepribadian tokoh utama dalam novel Momo karya Michael Ende. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Momo karya Michael Ende yang diterbitkan oleh Thienemann Verlag GmbH pada tahun 1973. Kedua, Jurnal dari Nurul Azmi Hidayati, membahas tentang novel yang berjudul “Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye (Menggunakan Psikologi Behaviorisme serta Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA)” memiliki pertanyaan Bagaimanakah psikologi tokoh utama yang terdapat dalam novel Tentang Kamu karya Tere Liye berdasarkan psikologi behaviorisme perspektif skinner? Ketiga, Jurnal dari Humanika membahas tentang novel "Aspek Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel Sepatu karya Krishna Pabichara". Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aspek psikologis tokoh utama dalam novel Sepatu Dahlan Karya Krishna Pabichara dengan berdasarkan psikologi humanistik Abraham Maslow. Keempat, Jurnal dari Melia Nuryanti, Teti Sobari membahas tentang jurnalnya yang berjudul "Analisis Kajian Psikologi Sastra Pada Novel Pulang Karya Leila S. Chudori". Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, Struktur yang meliputi tema, latar dan tokoh pada novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dan psikologi tokoh pada novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Lalita karya Ayu Utami adalah metode kualitatif deskriptif, artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel (Aminuddin, 1990:16). Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun sumber data primer dari buku novel tersebut : Judul : Lalita Penulis : Ayu Utami Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Tebal Halaman : 251 Halaman Ukuran Buku : 13,5× 20 cm Cetakan : Cetakan KEDUA Tahun Terbit : 2012 Warna Sampul : Putih gading, beragam warna hijau dan merah Gambar Sampul : Terdapat ranting kayu dengan daun-daun, bunga-bunga, dan buah-buah Selain itu, penulis juga menggunakan data sekunder untuk penelitian ini yaitu buku-buku sastra, artikel, skripsi, jurnal dari internet, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi dan tidak berupa angka-angka. Menurut Semi, 2012:28, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris. Metode kualitatif tersebut dideskripsikan secara deskriptif. Disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk : 1. Membaca novel Lalita karya Ayu Utami sehingga dapat memahami pesan dan isi cerita yang disampaikan dalam novel tersebut. 2. Menandai dan mencatat objek penelitian yang telah ditemukan. 3. Mengiventarisasikan semua data yang digunakan dalam penelitian. Metode Analisis Data Pada tahapan selanjutnya setelah dilakukannya pengumpulan data adalah menganalisis data. Kemudian menyajikan hasil analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan cara: 1. Menjelaskan hasil inventarisasi dan klasifikasi data ke dalam uraian temuan data penelitian. Temuan data tersebut dikelompokkan ke dalam id, ego, dan superego. 2. Menganalisis hasil temuan data terkait dengan aspek id, ego, dan superego tokoh Lalita yang terdapat dalam novel Lalita karya Ayu Utami. 3. Membahas hasil temuan dan analisis berkait dengan psikologis tokoh Lalita. 4. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Teknik pengabsahan ini di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap hal tersebut. Daftar Pustaka Anggadewi Moesono, Psikoanalisis Dan Sastra, Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003. Atkinson, Rita L, et al., Pengantar Psikologi I, Jakarta: Edisi Kedelapan, Erlangga, 1996. Aminuddin. 1990. “Metode Kualitatif dalam Penelitian Sastra” dalam Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam bidang Bahasa dan Sastra. Malang: YA3. Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Jogjakarta: Pustaka Widyatama, 2003. Endraswara, Metode Penelitian Psikologi Sastra - Teori, Langkah dan Penerapannya, Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta, 2008. Psikologi Sastra : Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Siswantoro . 2004. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Siswantoro, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis, Surakarta: Muhammadyah University Press, 2005. Sangidu. 2007. Penelitian Sastra; Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Seksi Penerbitan Sastra Barat. Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa . Lampiran I. Data Awal Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka aspek id, ego, superego yang terdapat pada tokoh Lalita dalam novel Lalita karya Ayu Utami akan dibahas dan dicocokan dengan teori yang digunakan. Aspek Id Id adalah kepribadian yang “gelap” dalam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa”energi buta”. Id adalah dorongan yang merupakan aspek biologis sekaligus psikis. Id dorongan dunia batin yang tidak memiliki hubungan langsung dengan dunia objektif. Terkait dengan pernyataan teori tersebut, psikologis tokoh Lalita dalam novel Lalita karya Ayu Utami menggambarkan bahwa Lalita adalah perempuan yang memiliki kepribadian gelap. Lalita memiliki energi buta yang terwujud dalam bentuk nafsu seks. Nafsu seks bersumber dari naluri. Menurut Freud (Minderop, 2011:23) bahwa alam sadar merupakan subsistem dalam jiwa manusia yang mengandung dorongan-dorongan naluri seks. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah. Jadi, jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang memberikan kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Aspek Ego Ego adalah suatu yang mempertahankan kepribadianya sendiri dan menjamin dengan alam sekitar. Seperti tampak dalam pemikirin yang objektif, yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial, yang rasional, dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Ditinjau dari aspek ego, Lalita terlihat pada saat dia selalu diberi pengakuan bahwa Lalita termasuk sebagai perempuan indigo. Lalita tidak hanya mengakui dirinya sebagai perempuan indigo dimulutnya saja, tetapi Lalita memberi pengakuan diri sebagai wanita indigo kepada benda yang dikenakan oleh Lalita.   Menurut Freud (dalam Endraswara, 2011:32), ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan dengan cara-cara yang realitas, dan pada novel Lalita ini tergambar bahwa Lalita bersikap memilih-milih lelaki yang didekatinya untuk dapat menginap di rumahnya. Aspek Superego Endraswara, (2011:21) Superego mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan hati nurani yang mengenali nilai baik dan buruk (Minderop, 2011:21). Superego berkembang mengontrol dorongan-dorongan “buta” dari id. Superego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluatif menyangkut baik dan buruk. Aspek super ego tokoh Lalita dalam novel lalita karya Ayu Utami, Lalita bisa mengimbangi keinginannya agar ia tidak kembali menjadi seorang yang misterius yang selalu menggoda lelaki dengan cara berbusana sensual atau menjadi seorang wanita yang biasa saja. Lampiran 2. Unsur-unsur Intrinsik Dalam Novel “Lalita” karya Ayu Utami Tema Tema dalam novel Lalita adalah kesetiaan pemikiran atau kesetiaan dalam berpikir. Hal ini terimplikasi pada kisah yang dipaparkan di bagian awal sampai akhir semua bermula dari sebuah pemikiran-pemikiran yang dimiliki tokoh Anshel, dibukukan dalam Buku Indigo. Tema dalam novel Lalita ini dihiasi dengan sebuah kisah kehidupan manusia saat ini yang masih berkutat tentang keyakinan, persahabatan, dan cinta. Tokoh /Penokohan Tokoh utama dalam novel ini adalah Lalita. Ia lebih mendominasi dan diceritakan terus menerus dalam cerita. Penggambaran karakter tokoh detail dan utuh sehingga membuktikan bahwa tokoh tersebut adalah tokoh utama dalam novel. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2005: 176) yang menyatakan tokoh utama merupakan tokoh yang ditampilkan secara terus-menerus atau paling sering diceritakan dalam sebuah cerita.   Dapat dijelaskan watak dari peran utama, yaitu:   1. Lalita memiliki sifat yang pintar, berkemauan keras, tidak mudah menyerah, cenderung sombong, dan jauh di dasar hatinya ada kebaikan, kesucian dalam dirinya. 2. Tokoh Yuda memiliki sifat yang ceroboh, terbukti dari beberapa sikap yang dilakukan oleh Yuda mengakibatkan terjadinya peristiwa-peristiwa fatal. 3. Tokoh Parang Jati merupakan tokoh yang memiliki sifat dan sikap yang menunjukan moral yang tinggi serta bijaksana, baik, pemaaf, suka menolong, dan sering mengalah. 4. Tokoh Marja juga mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam melakukan suatu hal agar nantinya kita tidak merasakan kekecewaan yang mendalam. 5. Sifat Oscar juga dapat mewakili seorang pria yang baik karena mampu menjaga perasaan pada kekasihnya. 6. Tokoh Jisheng merupakan tokoh yang kurang baik karena selama ini dia harus berbohong demi misi rahasianya, tetapi di dasar hatinya memiliki rasa kasih sayang. 7. Tokoh Anshel digambarkan bahwa Anshel memiliki sifat yang pintar dalam dunia spiritual dan intelektual. 8. Tokoh pada Janaka mewakili tokoh antagonis karena menentang tokoh utama. Sikap yang dilakukan Janaka merupakan sikap yang negatif, dan sangat serakah.   Latar Latar yang terdapat pada novel Lalita adalah latar tempat, waktu, dan keadaan sosial (suasana). a. Latar Tempat dalam novel ini antara lain; Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Parris, Wina, Asia, Candi Borobudur. b. Latar Waktu selalu berhubungan kapan terjadinya peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang dipaparkan dalam novel tersebut banyak terjadi pada waktu malam hari, sedangkan waktu pagi, siang, diungkapkan secara tersirat. c. Latar sosial yang terdapat dalam novel Lalita sangat beragam. Cara pandang hidup manusia yang berbeda-beda juga melatarbelakangi keadaan novel Lalita. Selain itu, pembahasan mengenai kehidupan agama dan spiritual yang kuat mewarnai novel tersebut. Alur Alur yang Alur dalam novel Lalita adalah alur campuran. Jalannya cerita yang dipaparkan Ayu Utami menggunakan dua arah alur, yaitu di bagian awal alur novel maju, sedangkan di tengah cerita mundur sampai pada sub yang ketiga muncul alur maju bercampur mundur. Amanat Amanat selanjutnya berhubungan dengan arti kesetiaan antarsahabat dan kekasih. Cerita mengenai cinta segita di antara persahabatan Yuda, Marja, dan Parang Jati, memberikan pembelajaran pada pembaca tentang arti sebuah kesetiaan. Dalam persahabatan dan cinta, kata setia adalah harga mati yang harus dibayar dalam hubungan tersebut. Lampiran 3. Sinopsis Novel Lalita karya Ayu Utami Lalita adalah seorang perempuan canggih yang selalu tampil dengan riasan tebal. Bukan tanpa alasan, Lalita selalu menutupi dirinya yang sebenarnya. Pada suatu kali, ketika Yuda berkunjung ke rumah Lalita, ia menemukan buku indigo yang menyatakan bahwa Lalita adalah keturunan drakula. Parang Jati mengenal Lalita ketika diajak Yuda untuk datang ke ceramah mengenai Borobudur. Hadir juga di ceramah itu, Jisheng, teman Yuda yang tampangnya ganjil. Usai ceramah Yuda dan Parang Jati diajak untuk menginap di rumah Lalita, demi melihat-lihat lebih banyak artefak dan dokumentasi. Perkenalan Yuda dan Lalita ternyata nyaris membawa petaka. Ketika Yuda datang berkunjung kembali, rumah Lalita baru saja dirampok dan pemiliknya diperkosa. Sebab Yuda berada di waktu dan tempat yang salah, akhirnya polisi pun menggelandangnya pergi. Demi menyelamatkan Yuda, akhirnya Parang Jati dan Marja pun melakukan perjalanan ke Borobudur untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada buku indigo. Untuk tahu di mana porosmu, titik nol-mu, kamu harus bisa melihat bayang-bayangmu. Bagi Yuda, poros tersebut merupakan axis mundi. Digambarkan dalam pertemuan Lingga dan Yoni. Borobudur merupakan titik tengah. Dalam buku ini diceritakan sejarah Borobudur yang dulunya pernah jaya, hingga akhirnya tak lagi berharga. Dijarah dan dibiarkan. Sampai beberapa ilmuwan Belanda pun menyadari betapa bernilainya monumen tersebut.

SELENGKAPNYA MENGENAI PROPOSAL SKRIPSI INI BISA DIDOWNLOAD DISINI